Dokter-dokter Amerika terperangkap di Gaza akibat penutupan perlintasan perbatasan Rafah ke Mesir setelah invasi Israel, menurut sumber yang mengetahui kondisi dua misi medis yang malang.
Keluarga dokter-dokter tersebut diberitahu oleh Departemen Luar Negeri bahwa upaya penyelamatan sedang dilakukan, termasuk melalui koordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pasukan Pertahanan Israel. Namun pada hari Senin, militer Israel menembak kendaraan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sedang menuju Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, dekat Rafah, menewaskan seorang karyawan PBB dan melukai yang lainnya.
Para dokter sedang menghemat air dan setidaknya satu dokter dalam kondisi kesehatan buruk dan sedang mendapat infus untuk mengatasi dehidrasi.
Para dokter merupakan bagian dari dua misi medis, salah satunya diselenggarakan oleh FAJR Scientific, yang belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. Belum jelas organisasi mana yang mengatur misi kedua.
The Intercept menanyakan tentang dokter-dokter yang terjebak selama sesi informasi harian Departemen Luar Negeri pada hari Senin. "Kami mengetahui laporan-laporan tentang dokter-dokter dan tenaga medis warga negara Amerika yang saat ini tidak dapat meninggalkan Gaza," kata juru bicara Vedant Patel. "Kami tidak mengendalikan perlintasan perbatasan ini dan ini adalah situasi yang sangat kompleks yang memiliki implikasi serius terhadap keselamatan dan keamanan warga negara Amerika. Namun kami terus bekerja keras dengan pemerintah Israel dan pemerintah Mesir untuk menangani masalah ini."
Patel menambahkan, "Rafah adalah saluran untuk keberangkatan aman warga asing, itulah mengapa kami terus ingin melihatnya segera dibuka."
@ISIDEWITH2mos2MO